Pada dasarnya Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang memberikan tingkat pelayanan yang paling dapat diterima secara teknis, sosial dan lingkungan dengan tingkat biaya yang paling murah. Namun mengingat kondisi setempat, adakalanya diperlukan teknologi yang tidak murah bila memang sesuai dengan kondisi setempat.
Persyaratan teknologi tepat guna adalah:
- dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat;
- merupakan hasil rekayasa praktis yang mudah diterapkan;
- efektif dan efisien;
- ekonomis dan pemeliharaannya mudah;
- memanfaatkan sumber daya yang ada;
- mudah dioperasikan oleh pemakai;
- dibuat sesuai kebutuhan;
- mudah dikembangkan
- Pengomposan sampah organik dapur (sampah basah) dengan komposter rumah tangga secara individual atau komunal,yang tertanam maupun tidak tertanam, dengan komposter pot, komposter karung
- Pengomposan Sampah organik rumah tangga dengan pengembangbiakan cacing tanah
- Pengomposan skala lingkungan
- Daurulang sampah plastik lembaran(kresek)- peletasi
Komposter rumah tangga adalah prasarana yang digunakan untuk mengolah sampah dapur menjadi kompos. Sampah organik dapur adalah sampah organik yang dihasilkan dari dapur antara lain sisa makanan dan sisa sayuran. Prinsip kerja pembusukan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme dari sampah itu sendiri.
Tipe komposter : komposter tanam dan komposter yang tidak ditanam (Tipe Ayun)
Komposter Tanam
Cara Pemasangan Komposter Tipe Tanam:
Penyiapan lahan dan 2 buah komposter
Tanah digali dengan diameter bawah 90 cm dan diameter atas 140 cm
Komposter diletakkan di tengah galian, Di dasar galian, di pinggir dan di dalam komposter diisi dengan kerikil ukuran 1-2 cm setinggi 10 cm
Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm baru ditimbun dengan tanah asal. Timbun komposter dengan tanah setebal 5 cm di bawah lubang pemasukan sampah
Keterangan:
- Siapkan lahan untuk penanaman komposter pada lokasi yang memungkinkan yaitu lokasi yang tersedia untuk pemasangan 2 buah komposter yang akan dioperasikan secara bergantian, terhindar dari curahan hujan yang secara langsung dapat masuk ke dalam komposter dan jarak komposter ke sumber air tanah dangkal minimal 10 m untuk menghindari pencemaran.
- Gali tanah, dengan ukuran dan kedalaman galian sesuai dengan model dalam Petunjuk Teknis Spesifikasi Komposter Rumah Tangga Individual dan Komunal. Dasar komposter berada minimal 30 cm di atas muka air tanah. Muka air tanah dapat ditentukan berdasarkan muka air sumur di daerah sekitarnya pada musim kemarau.
- Letakkan komposter di tengah galian tanah. Di dasar galian di pinggir dan di dalam komposter diisi dengan kerikil ukuran 1-2 cm setebal 10 cm.
- Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm baru ditimbun dengan tanah asal.
- Timbun komposter dengan tanah setebal 5 cm di bawah lubang pemasukan sampah.
Cara Pengoperasian
Penyiapan Sampah Dapur
Siapkan sampah organik/ sampah basah yang sudah dipilah dalam wadah sampah organik atau pada kantong plastik yang telah dilubangi kedua ujungnya di dalam ember, tiriskan air yang terkandung pada sampah.
Pemasukan Sampah
- Masukkan sampah yang sudah ditiriskan ke dalam komposter pertama (tanpa kantong plastik) dan ratakan.
- Lakukan pemasukan sampah secara rutin setiap hari sampai komposter penuh
- Hentikan pemasukan sampah dapur pada komposter pertama yang telah penuh, ganti pemasukan sampah ke komposter kedua.
Setelah komposter pertama terisi penuh oleh sampah, biarkan sampah selama 4-6 bulan agar terjadi proses pengomposan. Bila sampah telah berubah menjadi kompos yang ditandai dengan perubahan warna menjadi hitam seperti tanah, keluarkan kompos tersebut dengan menggunakan garu, sisakan kompos setebal 2 cm yang akan berfungsi sebagai starter untuk mempercepat pengomposan selanjutnya. Kompos dianginkan selama 1 minggu untuk pendinginan di lokasi yang terhindar dari curah hujan. Kompos tersebut dapat digunakan sebagai penggembur tanah.Selanjutnya komposter pertama dapat menampung kembali sampah dapur. Ketentuan pengoperasian komposter ini sama, baik untuk komposter individual maupun komunal.
Gambar Komposter Individual dan Cara Pemasangan
Gambar Model-model Komposter Tanam Individual
Komposter AyunKomposter ayun ini merupakan komposter yang tidak ditanam mengolah sampah organik rumah tangga yang berupa sisa-sisa makanan melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong bekas dengan pengoperasian secara diayun. Kapasitas: 30 liter untuk 2- 3 bulan dan 60 liter untuk 4-6 bulan. Satu rumah tangga membutuhkan 2 komposter putar, digunakan secara bergantian.Wadah penampungan air sampah diletakkan dibawah komposter ayun.
Pengoperasian
- Masukkan kompos atau serbuk gergaji sebagai starter
- Masukkan sampah dapur ke dalam komposter putar dan ditutup
- Putar kompster diputar 5-10 kali untuk pencampuran dengan mikroorganisme
- Lakukan tiap hari sampai komposter penuh
- Air sampah yang tertampung dapat digunakan sebagai pupuk tanaman
- Diamkan kompos putar yang sudah penuh selama 1 bulan
- Keluarkan kompos dan diangin-anginkan
- Kompos dapat digunakan
-
Gambar Komposter Ayun
Komposter GentongGentong dari tanah liat ini dapat dijadikan komposter karena sirkulasi udara yang cukup dan juga kelembabannya. Pembalikan dan pengadukan juga tetap perlu dilakukan.
Gambar Komposter dari Gentong
Komposter Aerob /Komposter Vent
Menggunakan tong plastik berukuran 120 Liter yang dilengkapi pipa vertikal
dan horisontal agar proses berlangsung secara aerob (dengan udara).
Salah satu pengguna komposter jenis ini adalah masyarakat di Jambangan, Surabaya.
Gambar Komposter Vent
TAKAKURAMetoda ini menggunakan keranjang berlubang dan kemudian dilapisi dengan gelangsing. Caranya: sampah organic dicampurkan dengan mikroorganisme padat dari campuran bekatul, sekam padi, pupuk kompos, dan air. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang dan ditutup dengan keset dari sabut kelapa. Cara ini diterapkan oleh Pusdakota – Universitas Surabaya. Penemu metoda Pengelolaan sampah skala RT sistem aerob, membutuhkan aliran udara untuk memaksimalkan fungsi bakteri, metoda ini ditemukan oleh Prof Koji Takakura dari JPEC Jepang.
Alat dan Bahan:
Gambar Alat dan bahan untuk komposter Takakura
Fungsi alat dan bahan:- Agar proses aerob berlangsung dengan baik, pilihlah keranjang yang berlubang, dan lapisi dengan kardus. Fungsi kardus adalah:
- membatasi gangguan serangga,
- mengatur kelembaban, dan
- berpori-pori, sehingga dapat menyerap serta membuang udara & air.
- Letakkan bantal sekam di bawah dan di atas keranjang. Fungsi bantal sekam adalah:
- sebagai tempat mikrobakteri yang akan mempercepat pembusukan sampah organik,
- karena berrongga besar, maka bantal sekam dapat segera menyerap air dan bau sampah,dan
- sifat sekam yang kering akan memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi kompos.
- Media kompos jadi yang berasal dari sampah rumah tangga diisikan
1 / 2 sampai 2/3 bagian keranjang. Kompos yang ada dalam keranjang berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru. - Pilih kain penutup yang serat atau berpori besar. Tutupkan kain di atas bantal sekam, agar lalat tidak dapat bertelur dalam keranjang, serta mencegah metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat, karena lalat tidak dapat keluar dan mati di dalam keranjang.
- Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu oleh predator (kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar masuk.
- Hindarkan dari hujan (taruh di tempat teduh)
- Sampah yang dimasukkan berumur maksimal 1 hari
- Sampah yang dalam ukuran besar harap dicacah dahulu
- Cuci kain penutup satu minggu sekali
- Bila kompos kering, cipratkan air bersih, sambil diaduk
- Bila sudah lapuk, kardus harus diganti agar tidak robek dan menyebabkan lalat/serangga masuk
- Bila keranjang penuh, diamkan selama 2-4 minggu agar kompos benar benar matang. Sementara itu, gunakan keranjang lain untuk memulai proses pembuatan kompos yang baru.
- Setelah matang, kompos dikeluarkan dari keranjang, diangin-anginkan dan kemudian diayak. Bagian yang halus dapat dijual/ diberikan ke tanaman, sedangkan bagian yang kasar dapat digunakan sebagai ’starter’ awal proses komposting berikutnya.
Gambar Langkah langkah membuat kompos dengan keranjang Takakura (USAID-Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat)
Pengembangan Takakura dengan berbagai bahan antara lain Bambu disebut Bambookura, dan Kardus (Doskura) dan Ember.
Cara pengoperasian Takakura:
Gambar Takakura dikembangkan dari bahan bambu (Bambokura)
Doskura menggunakan kardus sebagai pengganti keranjang. Cukup kardus
yang dilapisi dengan gelangsing dan diberi aktivator (kompos), doskura
dapat juga mengubah sampah menjadi kompos. Hanya saja, karena kardus
mudah lapuk maka kardus harus diganti secara kontinyu setiap 6-8 minggu
sekali. Untuk memperpanjang umur kardus, sebaiknya kardus tidak
diletakkan langsung di lantai namun diberi alas berupa kayu atau triple.
Gambar Takakura dikembangkan dari bahan kardus (Doskura)
Ember bekas cat seperti ini dapat dijadikan komposter sederhana
dengan memberi lubang yang cukup untuk aerasi. Mirip dengan Takakura,
digunakan bantal sekam dan kardus untuk mengontrol kelembaban dan
mengurangi bau. Komposter model ini digunakan di Penjaringan, Jakarta
Utara.
Gambar Ember berlubang sebagai Takakura
Komposter KomunalKomposter dan Takakura dapat dibuat komunal dari bahan plastic, kayu, pasangan bata sebagaimana dilihat pada gambar berikut. Metoda ini menggunakan konstruksi sederhana pasangan bata yang dikombinasikan dengan bilik kayu sebagai pintu untuk ruang pengomposan. Cara ini digunakan di Kebun Karinda Lebak Bulus, Jakarta.
Gambar Komposter Tanam komunal (10 KK)
Gambar Takakura susun dan komposter kotak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar